Selasa, 27 Desember 2011

Cetha Cetha Ra Cetha

Istilah ini baru saja aku dapatkan dari seorang teman setelah beberapa saat kita bercandaan.  

"cetha cetha ra cetha" 

ini adalah bahasa jawa yang bisa diartikan dalam bahasa indonesia yaitu
"jelas sih jelas tapi juga tidak jelas"

Sebenarnya postingan saya kali ini merupakan postingan yang tidak jelas, alias GeJe (*Ga Jelas)
Entah bagaimana cara menjelaskannya.
Kalau mau dijelaskan secara sederhana adalah situasi dimana seseorang punya maksud tertentu, berniat untuk  menjabarkan maksudnya, dan ternyata maksudnya pun tidak jelas.

Mau tahu contohnya? 
Ya postingan ini nih...hahahaha....:)


Serba Baru di Umur Baru

Yuhuuuu semua... Lama banget blog ini tidak terurus nasibnya. hohoho...3 bulan terakhir ini semua pikiran saya terfokus pada urusan penggarapan skripsi, persiapan pendadaran, dan pencarian kerja... Sungguh bulan yang cukup berat rasanya... Jadi maafkan..:)

Ada banyak cerita baru yang sebenarnya sudah lama sekali ingin aku bagikan dalam blog ini. Semua serba baru. Ya...sangat fresh...hahaha...apaan sih?

DESEMBER 2011
Desember tahun ini merupakan bulan yang seru sekali... Selain karena aku ulangtahun...(*hahaha...Puji Tuhan, makin lama makin tua ni...) aku juga merasakan banyak kejadian seru lainnya. :) Ini nih pengalaman serba baru itu:

* ini bulan pertama aku menjadi seorang pekerja... Puji Tuhan...Dia sudah memudahkan jalanku mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kehendakNya. Pengalaman yang menuntut seluruh komitmenku pada perusahaan. Nyaman? ya...perusahaan ini cukup nyaman buatku. Keras? hemm...mungkin masing-masing perusahaan punya tuntutan yang berbeda. Tinggal bagaimana kita menyikapinya aja...:)

*ini bulan pertama aku resmi jadi anak kost. Ya...seorang aku yang manja akhirnya ngekost juga...hemmm...menyenangkan kok ternyata...:) Susah susah gampang ternyata nge kost itu. Belajar mandiri, belajar me-manage, belajar interaksi...

*ini bulan pertama dimana aku merayakan ulangtahun tanpa ucapan dari papa... Ya...100 hari yang lalu Papa yang ku sayang telah menghadap Ilahi...sedih memang...(*banget malah) Tapi inilah yang terbaik. Papa tidak merasakan rasa sakit dari penyakitnya lagi. Aku yakin, papa sudah bahagia dan mendoakan aku di Surga...aku sedih, tapi juga bahagia..

*ini bulan pertamaku dimana aku ulangtahun jauh dari sahabat terdekatku dan keluargaku...rasanya aneh dan beda banget saat sebuah rutinitas tahunan mendadak tidak terjadi di tahun ini. Sedih? Iya...tapi inilah kehidupan...harus ada perubahan....:)

*ini bulan pertamaku mendapat pengalaman backpacker ke daerah jakarta, bogor, dan sekitarnya. seru banget menggelandang nggak jelas..:) ini mimpiku dari dulu. Bisa merasakan back pack ke berbagai tempat! like this...:)

dibalik semua pembaharuan itu, aku sangat bersyukur kepadaNya... semuanya baru...semuanya indah...semuanya serba baru...
Makasii ya Tuhan...
Makin sayang dan makin percaya kepadaMu...:)

Minggu, 21 Agustus 2011

kejujuran itu penting

...saat segala sesuatu telah dijalani dengan kebohongan...

sebenarnya ungkapan "kejujuran itu penting" sudah bukan hal asing lagi bagi sahabat bloger. kelihatannya simple sih, tapi rasanya susah untuk dilakukan. selalu saja ada alasan untuk tidak jujur, baik jujur kepada diri sendiri, orang lain, maupun kehidupan. kok bisa ya?

Memaknai arti jujur itu lebih rumit dari apa yang aku bayangkan selama ini. seharusnya, jujur itu sesuatu yang berkonotasi baik. tapi kadang, jujur itu disamaratakan dengan kebohongan untuk kebaikan. Nah, kalau sudah begini, apakah jujur itu masih bisa dikatakan baik? aihhhh....rempong deh ah...

yang aku tahu, jujur adalah berbicara apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi... aku selalu ingin melakukan segala sesuatu dengan kejujuran. jujur terhadap diri sendiri terutama. sebuah kebahagiaan tersendiri saat kita bisa jujur pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya kita rasakan dan harapkan terjadi. aku akan sangat menghargai kalau segala interaksi yang terjalin dalam sebuah hubungan (*apapun itu) diawali dengan kejujuran. karna dengan jujur, kita akan semakin paham bagaimana kita harus menyesuaikan diri dengan lawan interaksi kita.

ahhh...
posting ini sebenarnya tidak penting kok...
intinya, aku cuma pengen kamu itu jujur aja...
*teruntuk: semua sahabat bloger yang lagi bo'ong...hiyahahahaha... hayooo ngaku plus tunjuk jari semua...hahaha...

*just for fun...:)

Selasa, 09 Agustus 2011

karena Teman memang berharga


Bukan berharga seperti emas yang perlu dijaga, disimpan, dan diamankan dari apapun yang kira-kira menggangu...

Bukan berharga seperti minyak, batu bara, atau timah yang tinggi harga jualnya...

Bukan berharga seperti uang yang benar-benar menjadi kebutuhan hidup bagi mereka yang ingin dikatakan hidup...

Tapi...

TEMAN itu adalah....

berharga seperti udara...memberi kenyamanan setiap manusia yang menghirupnya dan memberi kehidupan baru bagi mereka yang merasakannya...

berharga seperti matahari....memberi kehangatan kala cuaca mulai mendingin dan menerangi jalan ketika kita beraktivitas....

berharga seperti air...memberi kelegaaan saat haus itu mulai datang dan memberi kesegaran ketika kita merasa sangat lelah...

*itulah refleksiku tentang arti teman dalam perjalanan hidupku hingga saat ini. Teman itu sungguh berharga buatku. Tidak bermaksud melebih-lebihkan arti teman yang sebenarnya. Tapi, memang begitulah yang aku rasakan. Aku lebih suka menggunakan istilah teman daripada sahabat. Untuk alasan satu dua hal, kata "sahabat" belum bisa aku maknai dengan keyakinanku. Kata itu pernah membuat luka dalam masa laluku. Tapi kata "Teman" tak pernah sekali pun menyakitiku.

Teman itu sederhana. 
Proses menjalinnya hubungan pertemanan itu pun simple
Tapi perannya tidak se-simple kelihatannya. 

Teman itu selalu ada di mana pun, kapan pun, dan siapa pun.
Selalu bukan berarti sama.

Selalu bukan berarti harus.
Selalu bermakna luas....Teman itu selalu ada tapi belom tentu selalu dia yang ada untuk kita...
*halah..pusing deh ya sama kata-katanya...muter-muter ga jelas...heee...

Intinya, di mana pun tempatnya, kita bisa mendapatkan teman yang cocok untuk menghibur kita. Kapan pun waktunya, kita bisa menemukan teman baru yang akan menggantikan peran teman yang sempat hilang dalam hidup kita. Dan siapa pun orangnya, mereka bisa menjadi teman kita.

Jadi jangan khawatir...sebab Teman tidak akan hilang atau memutuskan hubungan pertemanan dengan kita. Tapi teman itu kadang meredup untuk menjalankan kehidupannya sendiri dan memposisikan diri menjadi teman bagi temannya yang lain.

Sebab kita itu tercipta sebagai seorang TEMAN yang menjadi TEMAN bagi sekitar kita....

Teman untuk berbagi...baik dalam senang maupun duka...
kita adalah media untuk mengungkapkannya...

Teman untuk mencurahkan isi hati...baik dengan kata maupun dalam diam...
kita adalah media untuk mengerti....

Teman untuk menghibur...baik dengan celotehan maupun tingkah laku...
kita adalah media untuk berbagi berkat kasih Allah...

Ya...Begitulah arti teman dalam hidupku secara pribadi...dan semoga aku selalu bisa menjadi teman yang baik untuk sekitarku... Tuhan Memberkati mu selalu teman-temanku...=)

Selasa, 02 Agustus 2011

aku belom siap!!!

sudah bukan masanya lagi...

makin ke sini, makin merasa ada yang berbeda dengan cara pandangku sendiri.
makin merasa bukan masanya lagi bersenang-senang tanpa arah dan tujuan.
bukannya mau sok tua atau bagaimana, bukannya mau sok bijak atau sok maha tau, tapi memang sudah bukan masanya lagi.

makin ke sini, umur kepala dua ini makin beranak pinak.
tanpa disadari, pikiran sederhanaku juga makin kompleks saja.
masalah-masalah muncul dan sudah antri untuk diselesaikan satu per satu.
bukan melulu lagi masalah tugas sekolah, tugas kampus, atau pun masalah pertemanan.
Tapi lebih pada masalah yang bermacam-macam untuk setiap manusia yang ngakunya sudah "gedhe".

Ya...
kamu udah gedhe...
kamu udah kudu memikirkan apa yang hendak kamu capai.
orientasi hidup seperti apa yang sebenarnya kamu cari.
ke mana kamu akan membawa langkah hidupmu nanti.
kehidupan seperti apa yang kamu idamkan terwujud di masa depanmu nanti.

Ya...pilihan untuk berpikir dewasa itu secara mendadak mendesak masuk dalam kehidupanmu sekarang.

siap nggak sih kamu?

kalo boleh jujur aku belom siap!!!

tapi, kategori siap atau tidaknya itu diukur bagaimana?
tak ada seorang pun yang tahu.

Ya...beginilah yang sebaiknya kamu jalani.
sadar dan pahami bahwa inilah saatnya kamu berubah.

bukan menjadi tua...
bukan menjadi sok tua...
ataupun bukan menjadi sok dewasa....
tapi yang perlu disadari hanya satu,  menjadi seseorang mengerti dan memahami akan dirinya sendiri...

iseng-iseng religius

Perkara seberat apapun, sebenarnya bukanlah hal yang sulit...
sebab KekuatanNya yang memampukan kita hadapi itu semua...
kita hanya perlu lebih berSABAR...
untuk dapat melihat apa yang sudah Dia rencanakan...

sebab kata seorang teman...
Dia merencanakan segala sesuatu lebih dari apa yang dapat kita bayangkan!!!


Tuhan yang kami sembah dengan bebagai cara, sertailah kami semua...
amin
^.^

Minggu, 03 Juli 2011

...Love u Pa...

Kali ini pengen banget rasanya nulis tentang Papa alias ayah tercintaku. Ayah adalah ikon penting dalam keluarga yang kadang dilupakan anak-anaknya. hahaha...kasihan... Bukan berarti ayah tidak disayangi anak-anaknya. Tapi sering kali sosok ibu lebih diperhatikan dan diidolakan. Mungkin karena ayah itu tegas dan galak, sedangkan ibu itu sabar dan penyayang. Jadi anak-anaknya lebih dekat dengan sosok ibu daripada ayah.

Ayahku itu tegas, keras, tidak banyak bicara, dan sangat konvensional. Tapi tiada hentinya aku mengagumi sosok papa. Papa begitu sayang padaku, begitu tanggungjawab pada anak-anaknya, dan begitu mempedulikan kami. Memang sih, aku tidak begitu dekat dengan Papa...tapi, papa selalu ada dihatiku...*hahaha...lebay^^

Papaku itu seorang guru (tapi sekarang sudah pensiun). Dulu, jaman mudanya juga berkecimbung dalam dunia bola. Dari kuliah sampai menikah, papa adalah anggota persepakbola jogja...PSIM namanya...Sayangnya, sejak papa terkena serangan jantung pada tahun 2005, papa sudah dilarang main bola dan merokok. So, papa mencoba untuk meninggalkan profesi ini.

Gaji guru mungkin tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kami. Maklum, dengan 4 orang anak yang seluruhnya masih sekolah, jumlah gaji papa dirasa kurang. Karena itulah Papa bekerja di berbagai tempat untuk mencari tambahan penghasilan. Papa tidak pinjam sana sini, papa lebih senang berusaha sendiri. Sampai-sampai tak ada waktu untuk dirinya sendiri, barang bersantai sejenak.

Mulai dari pagi papa mengajar olahraga, siangnya jadi guru pembimbing ektrakulikuler olahraga maupun bidang marching band, setelah itu jadi honorer untuk jaga ujian di salah satu kampus, malamnya jadi pembina di kegiatan marchingband. Begituuuuuu...setiap hari...

Perjuangan keras papa yang membuatku bangga dan sadar bahwa papa sangat sayang kami. Apalagi aku anak terakhir di keluarga ini. Mungkin bisa dibilang bahwa aku lebih banyak mendapat kasih sayang dari kedua orangtuaku. Aku masih dianggap gadis kecil mereka yang selalu mereka manja. Sampai sekarang, kalau papa pulang dari berpergian, papa selalu bawa oleh-oleh untukku, entah itu es krim, roti, pukis, donat atau makanan anak-anak yang lain. Itulah papa...Papa yang sangat aku sayang...

Sekarang...setelah Papa pensiun, papa memetik hasil perjuangannya dahulu. Di hari tuanya, kakak-kakakku sudah bisa membahagiakan papa dengan prestasinya dalam kerja juga dengan keluarga yang bahagia... Papa sudah senang sekarang. 

Satu saat nanti, aku juga akan memberi kebanggaan sama papa. Aku janji pa...


Sabar ya Pa... yang sehat ya Pa.... Kami semua sayang papa...kami semua ingin buat papa bangga...kami semua ingin yang terbaik untuk papa...

Love u Pa...^^

Minggu, 19 Juni 2011

...Semua Serba Nanggung...

Agggrrrrhhhh....

Lagi-lagi dihadapkan sama situasi yang tidak pasti. Sebuah situasi yang sebenarnya tidak terlalu aku sukai. hemm... tapi kata salah seorang kawan saya, justru situasi ini yang memberi warna dalam hidupmu! Ya...Ya...Ya... Ada benernya juga sih dia....huff...

Tapi ketidakpastian kali ini sedikit berbeda dengan konteks tidak pasti yang sebelumnya saya alami. Ini baru pertama kali saya rasakan dalam hidup saya. Konteks yang saya sendiri susah untuk menceritakannya. Yap... Konteks yang biasa di sebut dengan Krisis Identitas. Kata sebuah sumber yang lumayan dapat dipercaya, Krisis identitas adalah ketika seseorang kehilangan rasa kesamaan pribadi dan kesinambungan historis. hahaha...ya...saya sedang mengalaminya. 

Hidupku Indah...
Begitulah yang selalu aku rasakan selama ini. Mulus, Lurus, Tidak berliku... "enaknya" pikirku selama ini. Tapi, apakah memang benar-benar bisa dikatakan hidupku ini enak? Nah...itu poinnya. 

Dalam suatu malam, mendadak pikiran ini melayang ke masa laluku. Mencoba untuk mengingat apa yang sudah aku lewati sampai saat ini. Dengan bantuan diary tercintaku yang sudah menemaniku sejak tahun 2006, aku mulai mengulang kembali peristiwa-peristiwa luar biasa dalam hidupku selama ini. 

Wahhh... ternyata dah banyak peristiwa menggelikan, menyenangkan, juga menyedihkan yang sudah aku lewati selama ini. Berbagai peristiwa, berbagai tokoh peristiwa, juga berbagai latar peristiwa, semua komplit dalam kehidupanku yang sudah aku jalani selama ini. Indahh banget...

Ya....indah banget...
Jleppp...mendadak menyadari bahwa tak ada 1 pun yang masih aku tekuni hingga saat ini. Ya...semua peristiwa itu hanya berlalu tanpa menjadikanku seseorang dengan kemampuan tertentu yang aku tekuni hingga saat ini. 
kalau ditanya pernah ikut ini? jawab ku pernah...wah...berarti  bisa ini itu ya., hebat donk? jawabku...ga juga...semuanya nggantung....Ya....Semuanya Serba Nanggung. 
Entah apa yang salah...
Ingin rasanya punya keahlian tertentu yang bisa menunjukan eksistensi diri (=bukan berarti pengen eksis lho ya). Tapi kalau mau dilihat lagi, aku ini ahli apa ya? hahaha...miris... 

Mulai dari teater. Memang jaman SMP aku pernah menekuni bidang ini. Beberapa kali merasakan sebuah soul di dunia ini. Berjuang bersama teman seperjuangan untuk menunjukan eksistensi teater di sekolah waktu itu. Hanya saja, karena satu dua hal, aku pelan-pelan menjauhi dunia yang memberiku soul ini... Dengan pengalaman yang cuma seumur jagung ini, aku pun tidak bisa dikatakan sebagai anak teater... Ya...kemampuanku dalam memainkan seni peran ini masih jauuuuuuhhhhhhhhhhh dari sempurna...bukan sempurna lagi...masih jauh dari ukuran normal dalam memainkan seni peran ini.... maka ini bukan menjadi keahlianku... Ya...hoby belum tentu menjadi keahlian....

Selanjutnya adalah dunia musik. Aliran musik jazz adalah aliran yang mencuri hati saya. Karena itulah saya berkecimpung dalam dunia Marching Band untuk mempelajari beberapa alat yang biasanya digunakan dalam pertunjukan jazz. Dengan semangat 45 aku tekuni salah satu alat yang disebut Mellophone. Mellophone ini adalah salah satu alat instrumen musik tiup yang terbuat dari logam. Untuk memainkan alat ini hampir sama dengan terompet, hanya bedanya dia biasanya menggunakan kunci F atau Bes. Suara yang dihasilkan alat ini sungguh membuatku jatuh hati. Lembut, Soft, dan indah...makanya aku suka banget alat ini. Nah...sayangnya , aku itu kalau sudah bisa ya udah. Aku tidak menekuni lebih lagi. Hanya sekedar bisa, memainkan nada yang ada, dan perform. Just it... bukannya mengeksplor lagi dan menjiwai sungguh-sungguh. Setelah kuliah semester 4, aku mulai mengurangi aktivitasku ini, dan hasilnya adalah ini juga bukan keahlian saya. Ya... lagi-lagi hoby belum tentu menjadi keahlian...

Lagi-lagi kejadian ini terulang di masa kuliah. Saya suka menulis sejak SMA. Tapi ya itu...tidak ku tekuni. Di masa kuliah aku berkecimpung lagi di Lembaga Pers Mahasiswa. Harusnya, seorang anak pers itu ahli bidang tulis menulis dan potret memotret, kalau bisa media elektronik itu nilai plus. Tapi,,,saya aneh! Memang Saya ikut kegiatan ini 2 tahun penuh...aktif??? iya...! banget malah... Tapi ya itu tadi...aku malah sibuk sama kegiatan-kegiatan kampus, event-event organisasi, dan masalah personal anggota yang harus diselesaikan satu-satu. (=bukan berarti aku menyesal lho...ini pengalaman berharga juga) Maka dari itu...lagi-lagi...ini bukan keahlian saya. Ya...lagi-lagi-dan lagi hoby belum tentu jadi keahlian...

Lalu...apa keahlian saya? ngitung duit po?(=maklum aku anak akuntansi...) kalo itu mah, semua orang bisa...

Ya...saya sedang melalui masa disorientasi, dimana saya  karena kehilangan orientasi dalam kehidupan yang makin kompleks. Kehilangan cara untuk memutuskan orientasi hidup ke depan. Ya...saya kehilangan itu semua...

Rabu, 09 Februari 2011

...si Skripswiiitttt...


Emmm…ambil Skripsiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ga yaaaaaaa???

Ya…ya…ya…hampir setiap hari, pertanyaan itu muncul, mulai dari teman-teman, saudara, orangtua, bahakan diriku sendiri tak pernah berhenti mennyakannya. Pertanyaan itu menghantui benakku sejak awal aku melanjutkan studiku ke sebuah sekolah tinggi. Gelar ahli madyaku yang aku dapatkan di jenjang D3, memotivasi aku untuk menempuuh jenjang yang lebih tinggi. Nah, sistem di kampusku ini cukup unik. Kita sebagai mahasiswa diperbolehkan memilih menempuh skripsi atau tidak. Apabila kita memilih untuk tidak menempuh skripsi, maka kita wajib untuk menempuh matakuliah pengganti untuk melengkapi SKS transkrip nilai kita nantinya. 

Wakakaka…setelah sekian lama dilema dalam memutuskan menempuh skripsi atau tidak, akhirnya keputusan final yang aku ambil adalah MENEMPUH SKRIPSI!!! Entah darimana keputusan itu pada akhirnya mantab aku ambil.

Oke…Let’s start!!!
Lha terus, harus dimulai dari mana ya?

Hahahaha…lagi-lagi tak tahu harus bagaimana. Hemmm…stag…diam…dan bingung mau ngapain. Nyerah??? Ga lah…kata nyerah ga boleh nongkrong dalam kamus saya! Hee…*sok-sok an banget ya?=D

Tahap awal yang saya lakukan adalah SKSD(sok kenal sok dekat). Cari tahu siapa saja yang pernah menempuh skripsi di kampus saya. And, I got it!!! So, aku add facebook mereka dan mulai tanya-tanya deh. Hemm… tapi sayang, tak semua mulus. Ya…ya…ya…but I still must be optimistic…!!!!

Tak sengaja seorang sahabat berkunjung ke rumah dan menceritakan pengalamannya mengikuti sebuah WORKSHOP SKRIPSI. Wah…betapa antusiasnya diriku mendengarkan cerita sahabatku itu. Nah, ini ni tips buat yang mau skripsi ala workshop skripsi:

  1. kunci dari SKRIPSI adalah BACA…BACA…dan BACA…
  2. kunci kedua yang sangat penting adalah SEMANGAT…SEMANGAT…dan SUPER SEMANGAT!!!!!*wakakaka…salam super…^^
  3. jangan sampai terjebak dengan skripsi orang lain, alangkah baiknya kita membaca teori yang kamu tertarik di sumber berbagai buku lalu aplikasikan pada perusahaan apa yang mau diteliti. O iya, kalau membaca jurnal itu lebih baik daripada baca skripsi.
  4. cari tau WAKTU PRODUKTIF kamu…gunakan waktu prodyktif itu untuk membuat progreess skripsi. Jangan paksakan dirimu di waktu tak produktifmu! Itu hanya akan membuatmu stress, justru maen dan refreshinglah di waktu tak produkstifmu!
  5. buat draff daftar pustaka setiap kamu membaca apapun yang menambah porsi skripsimu!
  6. DON’T SAVE YOUR DATA IN THE SAME PLACE!!!!
Oke deh…itu sebagian resep dalam menempuh “skripswiit” alias skripsi akuntansi.
Wish we luck in this process!



Selasa, 08 Februari 2011

...hahahahaha...


Manusia bagai binatang…
Hukum tak lagi  berguna…


Itu adalah sepenggal bait nyanyian anak jalanan yang tak sengaja aku dengar hari ini. Benar! Ya…menurut saya, bait itu ada benarnya juga. Saking banyaknya masalah yang terjadi di negara kita, membuat kita semakin menjadi bukan seperti seorang makhluk yang biasa disebut manusia….

Bukan manusia?
Lha terus apa?

Manusia bagai binatang!!! Wow…sadis betul kiasan yang satu ini. Kiasan sederhana itu mengingatkan saya pada pelajaran Bahasa Indonesia jaman SMA. Majas, ya…itu salah satu contoh majas atau gaya bahasa yang biasa disebut majas asosiasi. Majas asosiasi ini merupakan majas perbandingan yang membandingkan suatu keadaan dengan gambaran atau sifat benda lain yang sesuai.

Kita boleh setuju atau tidak dengan lagu kiasan pengamen ini. Tapi, kalau dipikir-pikir, semakin lama manusia semakin menunjukan sifat kebinatangannya…heee…maksud saya, semakin sedikit orang yang menunjukan sisi kemanusiaannya. Seperti contohnya sifat individualisme yang semakin berkembang di kehidupan masyarakat.

“Hidupku ya hidupku! Peduli amat dengan kehidupanmu! Emang gue pikirin?!”

Hemm…pernyataan itu sering kita jumpai dalam keseharian kita. Lalu, mana sisi kemanusiaan kita dimana kita diajarkan untuk saling berbagi, untuk saling melengkapi, untuk saling peduli, untuk saling melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Kita justru lebih banyak melakukan hal yang buruk dengan sekitar kita, seperti menghina mereka, menyakiti, menjuerumuskan, acuh,saling merugikan baik secara langsung maupun tak langsung, atau bahkan ada pula yang saling membunuh. Lha? Kalau begitu, lama-lama, apa bedanya kita dengan binatang?!



Hukum tak lagi berguna! Hahaha…kalau untuk masalah yang satu ini, saya agak susah berkomentar. Maklum, hukum merupakan salah satu bidang pengetahuan yang mempunyai serentetan peraturan yang harus dipelajari untuk dapat memahaminya dan itu bukan bidang saya. Sebagai orang awam yang tidak mengerti hukum, saya meyakini bahwa negara kita ini merupakan negara hukum. Negara yang punya sebuah sistem untuk membatasi dan mengadili perbuatan buruk warga negaranya. Hanya saja, yang membuat saya ragu adalah kekuatan hukum itu sendiri. Seharusnya, yang terjadi adalah hukum itu saklek! Selain itu, hukum harus bisa dipertanggungjawabkan kebenaran, kejujuran, dan keadilannya. Sayangnya, yang saya lihat sebagai orang awam adalah hukum itu tidak jelas. Rasanya keputusan hukum itu selalu dibarengi dengan sebuah ketidakadilan. Yang kaya dan yang berkelimpahan uang pasti akan selamat dari hukum, padahal mereka benar-benar bersalah. Hal ini begitu memprihatinkan, sebab yang tak memiliki dana cukup akan semakin terpuruk dalam hukum. Dalam kasus sederhana saja…hukum jalanan alias peraturan lalu lintas saja juga tak jelas apa yang seharusnya diberlakukan. Kapan itu saya ditilang di perempatan lampu lalu linntas. Saya memang salah. Jadi ya sesuai peraturan, saya harus membayar denda. Nah, setahu saya, saya harus membayar denda di pengadilan dan harus mengikuti sidang terlebih dahulu. Saat itu saya justru ditawari secara langsung untuk membayar di tempat sebesar Rp50.000,00…lha??? Mahal amat ya? Apalagi saya masih mahasiswa, tak mampu saya membayarnya. Lalu saya memutuskan untuk pengadilan saja. Anehnya lagi, saya malah ditakut-takuti kalau di sidsng itu bisa kena lebih besar, sampai Rp250.000,00. Ahh…peduli amat deh! Lha setahu saya prosedur yang benar adalah sidang kok! Nah, hari itu dengan penuh kekhawatiran nominal brapa yang akan saya bayar, saya membawa banyak uang untuk pergi ke pengadilan (maklum baru pertama, biar aman bawa uang jaga-jaga yang banyak…heee…)E alah…tanpa diduga, pengadilan memutuskan bahwa denda yang saya bayar hanya Rp15.000,00 saja! Astaga…terus saya harus berkomentar apa coba???hahaha…

Hemmm…ya…ya…ya…

Ini masalah pendapat dan ungkapan keprihatinan saja. Apabila memang yang terjadi tidak sesuai dengan yang saya utarakan ya…inilah kebebasan berpendapat…dan pendapat saya yang utama hanya tertawa saja…”hahahahahahaha…” 

Sabtu, 29 Januari 2011

...sebab kalian istimewa bagiku...

Seseorang yang mengerti,,,
tanpa kamu menunjukannya...

Seseorang yang memberi,,,
tanpa mengharapkan balasnya...

Seseorang yang peduli,,,
tanpa dia ada didekatmu...


Bukan mengikat, bukan menuntut..
tapi membebaskan dan memperhatikan...


aku tetap sahabatmu...
apa dan bagaimanapun kondisinya...
sebab kalian istimewa bagiku...